Ketika aku kembali, aku sudah lupa bagaimana berbicara Bahasa Jawa. Terlebih lagi melafazkan Bahasa Jawa Krama, rasanya susah sekali. Aku sudah terbiasa berbicara dengan Bahasa Indonesia dan dua bahasa asing yang dijadikan bahasa resmi asrama, padahal orang-orang di desa berkomunikasi dengan Bahasa Jawa. Jadi, aku pun bertekad perlahan-lahan membiasakan diri lagi untuk berbahasa Jawa Krama. Di desa, bersosialisasi alias ‘srawung’ dengan masyarakat sekitar sangatlah penting, dan aku tidak ingin seolah-olah terpisahkan dari mereka. Aku juga tidak ingin dicap sebagai ‘wong Jawa ilang Jawane’ atau orang Jawa yang kehilangan ke-Jawa-annya.
Bahasa Jawa adalah pakaian, begitu kata kakekku penuh teka-teki.
Ada teman saya orang asli SumBar, malah sampai mengaku sebagai reinkarnasinya orang Jawa, hanya rasa makanan yang dia suka dan karakternya sama seperti orang Jawa. Haha..
Mungkin dia benar-benar reinkarnasi orang Jawa, Frida. Coba tengok telapak tangan kirinya, biasanya di sana ada tanda dia sudah ber-reinkarnasi berapa kali 😁
eh, Gilangharjo itu 2018, yang 2019 di Kwagon yang malah jadi ajang tribute to mas Djaduk.. Gak tau November besok ada atau enggak dengan kondisi seperti ini… btw, Gilangharjo ada sate enak tapi lupa sebelah mana :))
Ya ya.. maksud saya begitu 😄 Ohh.. saya gak ke Kwagon yg tahun 2019 kemaren. Sate di Gilangharjo? Di daerah dekat pasar bukan ya, kalau nggak di jalan dekat kelurahan Gilang…
Kangen makan thiwul, Kak 🥺
Alhamdulillah, senang sekali lihat packaging untuk membagikan daging kurban, sangat kreatif 😍
Umbi-umbiannya segar sekali, bakalan enak kalau direbus 🤤
LikeLiked by 1 person
Oh Kak Ai pernah makan thiwul ya? Waah.. saya malah ga begitu doyan haha..
iya alhamdulillah mulai tahun ini kami pingin pakai wadah yg ramah lingkungan..
Hehe iya kak mantap banget kalau direbus, apalagi pakai air gula jawa. 🤤🤤😋
LikeLiked by 1 person
Pernah, tapi jarang, dan saya suka. 😃
Alhamdulillah, senang sekali warga bersama pemuda-pemudinya kompak juga cinta lingkungan 💚
Super mantap, Kak. Dimakan pas masih hangat 🤤🤤
Waaah saya malah gak tau kalau pakai air gula jawa, direbus saja saya tetap doyan Kak 😁
LikeLiked by 1 person
Alhamdu lillah 😁😁
Iya kak ngrebusnya bisa pakai air gula jawa atau santan. Walupun sederhana, tapi op lah pokoknya 😄
LikeLiked by 1 person
Saya senang ketika ada yang bilang ke saya, “Arek iki Njawani.” 😁
LikeLiked by 1 person
Waaaawww pasti sudah sangat meresapi ya.. Pantas dibilang begitu, Kak.. 😁😄
LikeLiked by 1 person
Nyenengin hati, betul. Meski tidak bisa berbahasa Jawa, tapi segala usaha untuk bersikap santun dan apa adanya jadi berhasil 😇
LikeLiked by 1 person
Mantap, saya pun senang dengarnya. 😁👍
Ada teman saya orang asli SumBar, malah sampai mengaku sebagai reinkarnasinya orang Jawa, hanya rasa makanan yang dia suka dan karakternya sama seperti orang Jawa. Haha..
LikeLiked by 1 person
Mungkin dia benar-benar reinkarnasi orang Jawa, Frida. Coba tengok telapak tangan kirinya, biasanya di sana ada tanda dia sudah ber-reinkarnasi berapa kali 😁
LikeLiked by 1 person
Ohyaaa?? 😄😄 Waah jadi penasaran..
LikeLike
dulu aku sangat ingin pergi dari kampungku tetapi sekarang malah ingin kembali
LikeLiked by 1 person
itu keinginan yg bagus.
LikeLike
Gilangharjo itu tahun kemarin dipake buat Ngayogjazz
LikeLike
Betul sekali Mas.. sayang yang tahun ini, Om Djaduk sudah berpulang, padahal bbrp hari lagi Ngayogjazz dimulai
LikeLiked by 1 person
eh, Gilangharjo itu 2018, yang 2019 di Kwagon yang malah jadi ajang tribute to mas Djaduk.. Gak tau November besok ada atau enggak dengan kondisi seperti ini… btw, Gilangharjo ada sate enak tapi lupa sebelah mana :))
LikeLike
Ya ya.. maksud saya begitu 😄 Ohh.. saya gak ke Kwagon yg tahun 2019 kemaren. Sate di Gilangharjo? Di daerah dekat pasar bukan ya, kalau nggak di jalan dekat kelurahan Gilang…
LikeLike