Yang Terkenang di Waktu Hujan

Pinterest

Rintik gerimis menebar kasih di penghujung pagi
Mama bersandar di dada kursi rotan yang bersandar pada asa menjemput mentari
Detik berikutnya gerimis dikeraskan mega-mega
Mama menyibak buram jendela tepi lukisan berpigura pinus
Sekejap tirai bambu ditarik lentik bulu matanya
Satu tarikan tuang seribu ikhlas atas kehendak Tuhan

Aku melangkah keluar berjaket dan berpayung pelangi
“Dingin di luar. Apa perlu menemui hujan?” Mama bertanya,
“Hujan juga tentang kehangatan dan pertemuan,”
Hati mengenal musim, merawat pendar cahaya yang berganti sepanjang hari

Hingga di sudut persimpangan,
kutemukan mawar duduk tertunduk di pagar rumah Pak Kromo
Selendang dan mahkota hanyut di bawah parit berpusar
Bermandikan janji bayang hujan kembalikan nafas keabadian

Dan aku,
teringat pada mawar yang kemarin tergeletak di laci.
Mungkinkah cinta selaksa hujan, sanggup memberinya nafas keabadian?

Mantrijeron Yogyakarta, 22 Februari 2020

16 thoughts on “Yang Terkenang di Waktu Hujan

Leave a Reply

Fill in your details below or click an icon to log in:

WordPress.com Logo

You are commenting using your WordPress.com account. Log Out /  Change )

Facebook photo

You are commenting using your Facebook account. Log Out /  Change )

Connecting to %s