
tak ada yang benar-benar hilang. yang ada hanyalah transformasi. awan menjadi hujan menjadi apa-apa yang melaut menjadi uap menjadi sebentuk deru rindu memeluk bumi. kehilangan meninggalkan bekas bayang di sudut mata mengisi penuh pekat putus asa. transformasi menyisakan asa bahwa apa-apa kembali dalam kilau dan rupa-rupa berbeda. sekalipun nada detak nadinya tak lagi sama…
kita terlampau gelisah dalam balutan nimbus yang pada raganya terhunus petir-petir mencerai-berai angkasa. kita nyaris terhempas kala memanahkan malapetaka ke kawah dunia demi menghadirkan kembali apa-apa yang tlah tiada dalam takdirnya. mengapa lara hanya berujung sia-sia? beberapa harapan berpencar begitu pula titik pengabulan.
tak ada yang benar-benar hilang. yang ada hanyalah transformasi. tabib meramu penawar lagi. semoga sembuh sayat-sayat di sekujur tubuh bumi.
(ditulis di Mlati, 3 April 2020)
Mlati, tambah huruf ‘e’ jadi namaku😂😆
LikeLiked by 2 people
*eaaa iya ya 😂 aku baru nyadar loh, soalnya baru skrg ini punya temen namanya melati ^^
LikeLiked by 1 person
Dalam sekali.
Aku teringat Upanishad.
LikeLiked by 2 people
Upanishad bagian dari Weda itu kah? Oh oh oh 😮😮 saya belum pernah tau isinya, saya kira penuh dgn filsafat dan nama-nama Rsi..
Coba Abang cerita sedikit lah… 🤭
LikeLiked by 2 people
Upanishad itu tentang lingkaran perubahan dalam kehidupan—yang disimbolkan lewat etika pangan. Salah satu inti Upanishad terkandung dalam kalimat berbunyi: “Segala sesuatu adalah makanan bagi sesuatu yang lain.” Manusia sesungguhnya tidak mati. Manusia dilebur ke dalam perubahan, diubah sebagai energi bagi warga dalam tanah 🙂
LikeLiked by 1 person
Makasiiih 🙏🙏
LikeLike