pagi
dan nyanyian hujan
dan secangkir coklat
dan rindu sewarna pelangi
mengalir ke sebuah muara
usai mimpi berkelana
berayun-ayun di bawah rindangnya angkasa
semalaman
lebaran hari ketiga tiba
toples-toples kaca dielap sunyi
ketupat tersisa dua biji
opor dan gudeg kiranya masih ada
di dalam panci
dalam benak terdengar sendawa panjang
paman-paman mengelus perut kenyang
lalu catur digelar di atas kelakar
“lêbaran selalu membuat kita lébaran”
oh, sayang. semua hilang dalam satu kedipan
pagi
dan nyanyian hujan
dan secangkir coklat
dan rindu sewarna pelangi
berpisah usai dayung keenam
liku perjalanan diresapi
sendirian.
bantul, 26 mei 2020
Mantap!
LikeLiked by 1 person
Terima kasih, Kak. Salam 🙏😊
LikeLike
Dan….bila esok…datang kembali
Seperti sedia kala di mana kau bisa bercanda
Dan…perlahan kaupun lupakan aku
Mimpi burukmu…di mana t’lah ku tancapkan duri tajam
Kaupun menangis…menangis sedih
Maafkan aku
Dan…bukan maksudku…bukan inginku
Melukaimu sadarkan kau di sini kupun terluka
Melupakanmu…menepikanmu
Maafkan aku….
(…..dan Mas Duta pun pergi)
LikeLiked by 1 person
ini lirik lagu? 😆😆
LikeLike
puisinya ok
LikeLiked by 1 person
terima kasih pak 😊🙏
LikeLiked by 1 person
Setuju kak lebaran bikin badan melar😁
LikeLiked by 1 person
İya kak hehhe 😆
LikeLike
Good poem. Thanks!
LikeLiked by 1 person
Makasih, Kakak…
*Nah kok itu malah makasih duluan 😅
LikeLiked by 1 person
Thanks for making good poem. Aku suka puisinya. Karena itu berterima kasih:-D
LikeLiked by 1 person
Hehe baiklah.. terima kasih kembali 🙂
LikeLiked by 1 person