Suddenly, It’s All About Korea

Belakangan ini, saya menemukan diri saya sangat antusias dengan hal-hal yang berbau Korea. Suddenly, it’s all about Korea, guys. Entah bagaimana ceritanya, saya bisa mengubah arah berlayar dari Laut Marmara di Turki menuju Laut Jepang yang mengarah ke Korea Selatan. Saya pun sempat terheran-heran dengan diri sendiri. Selama ini, teman-teman mengetahui saya sebagai pencinta Turki, sedangkan banyak di antara mereka adalah penggemar Korea sejati. Bertahun-tahun saya menjadi pendengar setia mereka yang begitu ekspresif ketika membahas hiburan Korea, tapi saya tidak pernah goyah. Hingga pada suatu waktu saya dihadapkan pada realita, saya yang tadinya menutup mata dari hal-hal berbau Korea, mulai membuka mata dan tanpa ragu menerimanya dengan senang hati. Di lain sisi, agak menggelikan juga bagi saya jika harus membagikan cerita kepada teman-teman tentang apa yang berubah sekarang, dan pastinya menggelikan juga bagi mereka yang mendengarkan.

Saya menduga, semua ini bermula ketika saya mengalami ‘kondisi tidak menyenangkan’ pada pertengahan 2020, tepat ketika hiburan Korea semakin menggila popularitasnya. Kisahnya sempat saya tulis di blog ini dengan judul Terima Kasih Telah Mendengarkan. Saat itu pun, memang banyak orang demam K-drama karena produk hiburan Korea ini dinilai cocok sebagai pelipur lara di masa pandemi. Demikian halnya yang terjadi pada saya. Awalnya saya hanya ikut-ikutan adik saya menonton K-drama, karena saya pikir hal tersebut bisa menjadi bagian dari self-healing. Tidak ada paksaan atau rencana sama sekali. Tidak ada pula yang merekomendasikan, seolah hiburan ini memang sudah disiapkan untuk membantu saya. Jadi selama menerimanya, saya cenderung melihat sisi positif yang diberikan daripada sisi negatifnya, karena begitulah konsep penyembuhan diri saya. Tanpa terasa saya mulai nyaman dan keterusan mencoba berbagai produk hiburan Korea sampai sekarang.

Saya tipe orang yang jika menyukai sesuatu, maka akan tertarik untuk mengetahui dan mempelajari banyak hal tentangnya. Bucin, katakanlah demikian. Saya juga ingin melakukannya untuk Korea, sama halnya ketika dulu saya menggali banyak informasi tentang Turki, terlebih ketika mempelajari bahasanya yang tidak terlalu populer di Indonesia. Omong-omong, saat saya mulai belajar bahasa Turki, tidak lama setelah itu muncul drama serial Turki Muhteşem Yüzyıl (Abad Kejayaan) di televisi Indonesia. Kemunculannya memulai daftar judul drama serial Turki yang dapat dijumpai di televisi dalam negeri hingga saat ini. Kejadian berulang tersebut membuat saya berpikir, bahwa waktu telah memberikan apa yang saya perlukan, mendukung apa yang saya kerjakan, di masa dahulu dan sekarang.

#1 K-drama

Start-Up. PINTEREST

Saya tidak banyak menonton K-drama, dan menyadari diri saya tidak begitu terobsesi dengan drama. Hanya sekitar 6 judul K-drama yang benar-benar saya tonton; Reply 1988, Encounter, It’s Okay To Not Be Okay, Start-Up, True Beauty, dan Vincenzo. Beberapa waktu lalu saya ingin menonton Mouse, namun berdasarkan review teman saya, drama itu mengajak kita berpikir keras dan senam jantung. Untuk saat ini saya tidak begitu suka tayangan semacam itu, kecuali dibumbui dengan banyak komedi.

#2 BTS

Bisa dibilang grup idol BTS inilah alasan yang mengantarkan saya lebih jauh lagi untuk mengenali banyak hal tentang Korea. BTS yang saat ini berada di puncak kesuksesan dan mendominasi hiburan musik tingkat dunia, nyatanya memiliki perjuangan selama bertahun-tahun untuk mewujudkan mimpi mereka. Prestasi ini tidak sekadar mengesankan, namun menjadi motivasi sekaligus bukti bagi anak muda seperti saya yang kerap ragu untuk melangkah maju, bahwa: we’re too young to stop. Power dalam diri kita bisa menaklukkan impian kita, sekalipun butuh waktu yang lama.

Tidak terasa seperti plot twist, ‘kan? Hehe.

• Musik

Saya pencinta musik, dan hal-hal mengenainya selalu menarik untuk dibahas. Lagu BTS yang pertama kali saya dengarkan adalah Epiphany, tepatnya lagu Jin BTS. Agaknya lagu ini muncul di beranda YouTube sebagai video yang disarankan, dan saya tidak sengaja menekan klik. Saya tidak tahu apa-apa tentang Bahasa Korea, tapi saya dapat menotice sesuatu dari lirik lagu Epiphany: “I’m the one I should love in this world..” dan “...so I love me..“. Lirik itu terdengar jelas sekali dan mengundang keingintahuan saya. Ternyata benar sesuai dugaan, judul dan lirik lagunya memang membawa pesan tentang betapa pentingnya self-love, yang kemudian saya ketahui bahwa member tertua Bangtan yang membawakannya memang mempraktikkan self-love dalam kehidupannya.

Kemudian lagu kedua yang saya dengar adalah ON. Saya ingat betul menonton pertunjukan musiknya pada bulan Juli di acara Tokopedia. Lagi-lagi saya mendengar sesuatu yang menarik di lagu BTS tersebut, seperti “I can’t hold me down ’cause you know I’m a fighter..” dan “…bring the pain oh yeah.” Saya hampir tidak percaya lagi ketika tahu ada banyak lagu BTS yang menyampaikan pesan berjuang meraih mimpi dan self-care, bukan semata-mata tentang cinta atau kata-kata umpatan seperti yang saya kira.

Pertanyaan untuk diri sendiri: Kemana aja selama ini?

BTS adalah satu-satunya grup idol Korea yang saya dengarkan lagu-lagunya. Dan karena pesan yang disampaikan lewat lagunya banyak yang relate dengan kebutuhkan saat ini guna menjaga kesehatan mental, saya sangat senang menambahkannya menjadi bagian dari life style. Merasakan hal itu, terkadang saya bertanya-tanya apakah saat ini saya akan menjadi A.R.M.Y., atau tanpa saya sadari telah menjadi A.R.M.Y.? (A.R.M.Y., Adorable Representative M.C. for Youth, sebutan bagi para penggemar BTS)

Bicara soal lagu favorit, itu adalah Epiphany. Indeed. Di samping itu, saya juga menyukai lagu Blue & Grey, Seesaw, The Truth Untold, dan Mikrokosmos, lebih banyak daripada lagu lainnya. Sementara bias, tentu saja pemilik lagu Epiphany, Jin BTS. Selain dikenal memiliki visual yang paling kuat di BTS, saya tidak menyangka dia adalah seseorang yang sangat positif, lucu/mood maker, dan pintar dalam berbagai hal. Salah satunya skill memasak yang dia miliki, yang seringkali terlihat di acara Run BTS dan BTS In The Soop. Wah, itu sangat memotivasi saya untuk gemar memasak, sampai pada akhirnya keluarlah produk cookies saya. Haha. Lebih lagi, percaya atau tidak, saya menjadikan teriakan legendaris Jin BTS sebagai nada pesan masuk gawai saya: “Hey! Stob It!

Run BTS

Run BTS Ep. 122. PINTEREST

Setiap seminggu sekali, saya menonton Run BTS, acara main game-nya member BTS yang sangat menghibur dan penuh ketawa-ketiwi. Biasanya, tayangan yang resmi tayang di aplikasi VLive ini dapat ditonton di YouTube setiap Selasa malam, berikut dengan subtitlenya. Dari semua episode Run BTS yang telah ditayangkan, episode 24 (BTS vs Zombies), episode 110-111 (Berburu Harta Karun), episode 112-113 (Dalbang School), dan episode 122-123 (Reverse Avatar Chef) adalah yang sering saya tonton kembali.

Reality Show

Ada dua reality show BTS yang sudah saya tonton, yaitu Bon Voyage dan BTS In The Soop. Bon Voyage adalah tayangan tentang trip BTS ke luar negeri, kesemuanya ada empat season. Saya pikir, acara seperti inilah yang membuat pertemanan member BTS terlihat sangat kuat dan sehat. Dari yang saya perhatikan, mereka seringkali menentukan atau menyelesaikan masalah kecil hanya dengan bermain gunting batu kertas. Sementara BTS In The Soop sendiri, adalah reality show di mana member BTS pergi liburan dan melakukan berbagai aktivitas rumahan yang menyenangkan di tengah pandemi. Syutingnya berlokasi di kawasan rumah minimalis dekat sungai dan pegunungan di Kota Chuncheon, Provinsi Gangwon-do. Dari filmnya, kita bisa menonton Jin BTS menerbangkan layang-layang burung hantu menggunakan alat pancing, berlatar sungai dan pegunungan yang indah!

Menurut saya, tayangan-tayangan ini tidak hanya dibuat untuk A.R.M.Y., bahkan non A.R.M.Y pun dapat terhibur ketika menontonnya.

#3 Bahasa Korea

Menonton K-drama dan mendengarkan K-musik membuat saya semakin familiar dengan Bahasa Korea. Dari situlah saya tertarik untuk mencoba mengenalnya, walaupun masih sebatas have fun. Meski begitu jangan ditanya sampai mana, karena saat ini saya baru bisa menghafal huruf Hangeul dan sedikit banyak mampu membaca tulisannya. Ketika saya mencoba memahami pola kalimatnya, ternyata mirip dengan pola kalimat Bahasa Turki, mungkin karena keduanya sama-sama berasal dari rumpun Bahasa Altai. Hanya saja, Bahasa Korea ini sedikit ekstra karena penulisan hurufnya jauh berbeda dengan Latin.

Kadang saya berekspektasi bahwa mempelajari Bahasa Korea pastilah mudah, jadi saya belum terlambat untuk mempelajarinya di usia saya yang sekarang. Namun, saya belum menemukan alasan yang tepat mengapa harus memulai level belajar secara sungguh-sungguh. Belajar yang saya lakukan saat ini, seperti yang tadi saya ungkapkan, masih sebatas have fun, biasanya dengan menonton YouTube Borassaem atau menghafal common phrases dari video Bahasa Korea yang menjamur sekali di Instagram.

#4 Buku Self Improvement

I Want To Die But I Want To Eat Tteokpokki karangan Baek Se Hee

Buku adalah sesuatu yang never gets old bagi para pencintanya. Jujur, baru sekarang inilah pertama kalinya saya membeli buku-buku bergenre self improvement. Mungkin awalnya saya membeli karena salah satu member BTS memberikan review atau hanya ketahuan membacanya, sehingga secara tidak langsung saya mengartikannya sebagai buku yang rekomen. Ditambah, kebetulan sudah dialih bahasakan ke dalam Bahasa Indonesia. Namun bagaimanapun permulaan itu terjadi dan apapun pemicunya, tidak ada yang saya sesali ketika membeli dan membacanya. Buku-buku tersebut memang bagus dan layak menjadi sumber motivasi.

Informasi tentang buku-buku terjemahan Korea, juga Asia Timur, banyak sekali saya dapatkan dari akun Owl Bookstore di Instagram. Akun ini selain memberikan informasi, juga sering sekali memberikan diskon dan gratis ongkir.

Saat ini, saya sedang berusaha untuk tidak menjadi berlebihan dalam menyukai hal-hal yang berbau Korea. Menyadari bahwa teknologi sudah terlalu mendominasi kehidupan, menawarkan kemudahan bagi kita untuk mengakses informasi dan tayangan apapun secara unlimited. Oleh karena itu, saya akan memperhatikan batasannya mengingat status saya saat ini sebagai mahasiswi yang hampir memasuki semester tua, seorang pekerja, sekaligus anak sulung yang patuh dengan aturan keluarga dan harus menjadi teladan bagi adik-adiknya.

Saya merekomendasikan tulisan teman saya: How I Stan BTS?

PS: Butuh keberanian untuk mengepos tulisan yang berisi kejujuran ini.

10 thoughts on “Suddenly, It’s All About Korea

  1. Akhirnya… tulisannya renyah sekali, Frid. Bikin nagih✨ Ketika kubaca, aku seringkali membatin, “Ah iya bener, aku juga suka.” , “aku juga berpikir demikian,” atau “aku juga suka lagu itu.” ✨✨

    Liked by 1 person

  2. Aku sendiri sebenarnya nggak begitu terlalu fanatik dengan BTS, aku cuman suka beberapa lagunya aja sih yang sering dengar di media hiburan seperti judul Boy With Luv. Boy With Luv enak banget lagunya dan bikin moodnya naik.

    Anyway, dulu aku kpopers banget sejak SMP-SMA, cuman aku juga nggak terlalu suka nonton drakor sih. Dan sebenarnya aku sendiri hanya sekdar fans drakor musiman aja sih, hehehe.
    Kalau Kpop jelas sih aku suka banget, dulu pernah jadi fans beberapa boygrup/girlgrup dari sejak sekolah sampai sekarang ini. Kadang aku suka gonta-ganti jadi fangirl idol kpop lain dan akhir-akhir ini sekarang aku lagi suka boygrup NCT

    Liked by 1 person

    1. Waaw menarik nih, Alya. Ternyata kamu kpoper sejati ya, walaupun fangirlingnya gonta-ganti idol. Hehehe. Kalau drakor, mungkin aku juga akan musiman sama sepertimu. Kalau lagi mood, pastinya mau nonton. Kalau gak, ya kapan-kapan lagi aja.. 😁😁

      Like

  3. No 1 dan 4 masih bisa kunikmati.
    Beberapa waktu ini kebetulan saya dapat rekomendasi film-film Korea, dan apesnya bagus semua. Fufufufu…
    Kalau buku baru beberapa buku kubaca, sekadar lumayan. Nanti kucoba nikmati buku lainnya yang sedang hit.

    Korea sedang merajalela memang.

    Like

Leave a Reply

Fill in your details below or click an icon to log in:

WordPress.com Logo

You are commenting using your WordPress.com account. Log Out /  Change )

Twitter picture

You are commenting using your Twitter account. Log Out /  Change )

Facebook photo

You are commenting using your Facebook account. Log Out /  Change )

Connecting to %s