Jika Menurutmu Lebih dari Sekadar Surat, Kuharap Itu Bukan Nasihat

Dari: Kakak
Untuk: Adik
Status pengiriman: Tidak pernah terkirim

Apakah belakangan ini kamu sering merasa iri sekaligus terinspirasi ketika melihat teman-temanmu telah memiliki usaha online sendiri?

Tambahan waktu luang di rumah memantik banyak kalangan termasuk teman-teman kita untuk menunjukkan jiwa enterpreneurnya. Ditambah adanya media sosial dan e-commerce yang kian menunjukkan keajaibannya, orang-orang tidak ingin melambat di tengah arus dunia yang begitu cepat. Seperti; teman kita yang kini lebih banyak menghabiskan waktu kerjanya di rumah mulai membagi energinya untuk membuat produk homemade lalu mempromosikannya lewat media sosial. Atau seperti; teman kita yang mencari kegiatan tambahan dengan menjadi reseller produk fashion di samping kegiatan belajar daringnya.

Teman-teman kita memiliki motivasi masing-masing mengapa membuat usaha sampingan itu—jika memang bisa disebut demikian, entah karena tuntutan tambahan pemasukan, memanfaatkan waktu luang, hobi yang tiba-tiba berpeluang besar untuk menghasilkan uang, sekadar ikut-ikutan, atau sebenarnya berbisnis memang keahlian terpendam yang baru bisa mereka eksplor sekarang.

Adalah hal yang wajar, jika setiap kali kamu melihat usaha teman-temanmu bisa berkembang, lantas kamu merasa iri sekaligus terinspirasi karenanya. Kamu tidak perlu malu atau menolak untuk mengakuinya jika hal itu terjadi pada dirimu. Dorongan keinginan itu mungkin menjadi awal yang baik untuk kamu membangun usaha sendiri. Ditambah kamu yang kaya ide, cerdas dalam berkreativitas, menguasai teknologi informasi dan pemanfaatan internet, juga memiliki keinginan baik untuk belajar mandiri sekaligus memuaskan orang lain, rasanya kamu tidak perlu takut untuk mencobanya.

Memulai usaha dari awal bisa jadi tidak sesederhana membalikkan telapak tangan, sekalipun kamu membuatnya untuk pekerjaan sampingan atau sekadar coba-coba. Tapi tanpa memulainya, kamu tidak akan tahu bagaimana rasanya membangun usaha yang sebenarnya. It’s okay jika usahamu dimulai dari kecil-kecilan dulu. Warung soto yang laris manis di seberang jalan itu dulunya soto keliling, dijajakan menggunakan gerobak dorong setiap paginya. Ibu sering membelinya untuk kita. Toko dasternya Bu Filla yang besar itu pun buah dari usahanya menjadi reseller selama bertahun-tahun. Teman-teman kamu juga tidak membesarkan usaha mereka dengan cara instan, bukan? Kita tahu, kita senang berproses apapun tantangannya.

Jangan takut, jika saat memulai usaha, kamu bahkan belum mengerti tentang apa itu menajemen keuangan, business plan, branding & tagline, packaging, marketing, atau tetek bengek perihal dunia wirausaha lainnya. Mungkin kamu juga lupa-lupa ingat tentang hukum ekonomi. Sebagaimana halnya pemula, kita akan belajar bersama mulai dari sekarang.

(Tentang ini, kamu bisa melakukannya dengan tidak tergesa-gesa. Kepribadianmu dan caramu mengambil keputusan sangat menentukan.)

Good luck, Sayang ♡

unsplash.com

7 thoughts on “Jika Menurutmu Lebih dari Sekadar Surat, Kuharap Itu Bukan Nasihat

      1. tidak kak.. kebetulan akhir-akhir ini saya suka ngobrol dengan diri sendiri.. dan apa yg ingin saya sampaikan ke orang lain kadang tdk bisa saya sampaikan. rasanya, bikin otak dan hati jadi kelebihan muatan gitu.. jadi saya berinisiatif utk menuliskannya saja 😅

        aduh dramatis bgd ya hehehe

        Like

Leave a comment