Mahfudzot — Samudra Kata Mutiara (Part 1)

 

Marhaban!

Musim hujan baru saja tiba. Tidak sedikit dari kita menjadikannya sebagai alasan tidak berangkat ke kampus atau memenuhi undangan sebuah majlis. Padahal, hujan tidak pernah berniat membuat kita bermalas-malasan, malah lebih sering membawa rahmat dan menumbuhkan kenangan yang sempat terkubur  kemarau panjang.

Selain hujan, kondisi kita yang bad mood juga seringkali membuat kita bermalas-malasan. Ketika kita sudah bilang ‘aku bosan’, maka perlahan-lahan kemalasan akan menjangkiti kita. Mau tambah lagi contoh faktor penyebab malas yang lain? Sudah cukup yaaa…

Kita tahu bahwa orang-orang yang giat dan selalu bersemangat adalah mereka yang bisa menekan kemalasan mereka sampai titik terkecil, selalu termotivasi, optimistis, dan fokus sampai finis. Hasilnya adalah kesuksesan. Cemerlang.

Aku pribadi, sebagai orang yang mendamba-dambakan kesuksesan layaknya semua orang di dunia ini, juga seringkali lengah dan dilanda kemalasan. Caraku mengatasinya adalah tetap memotivasi diriku sendiri, misalnya dengan mengingat apa yang menjadi destinasiku, orang-orang yang mensupportku, dan kata-kata mutiara yang tidak bisa terlepas dari perjalanan hidupku.

Yang terakhir, kata-kata mutiara, yang katanya cuma sekedar kata-kata, nyatanya seringkali mengembalikan semangat dan ketenangan berpikir. Untuk itulah, aku akan membagikan seperti apa kata-kata mutiara ajaib tersebut di sini.

Sekilas cerita, kata-kata mutiara ini ku dapat dan ku pelajari ketika aku menempuh studi di Madrasah Aliyah–pondok pesantren selama 3 tahun (2013–2015). Kata-kata mutiara ini termuat dalam mata pelajaran yang  bernama Al Mahfudzot (AR: المحفوظات). Al Mahfudzot sendiri bisa diartikan sebagai kata-kata mutiara, nasihat, atau kata-kata bijak yang sarat makna. Kata-kata itu sendiri dapat berupa peribahasa, hadits, atau syair dalam bahasa Arab. Nasihat yang terkandung tidak melulu tentang anjuran menuntut ilmu, tapi juga tentang tata krama, persahabatan, kebajikan, dan lain sebagainya. Waktu itu, semua Mahfudzot yang diajarkan wajib dihafalkan dan dipahami. Karena dari awal aku memang menyukainya, maka tidak jadi masalah untukku menghafalkannya. Hanya saja, beberapa Mahfudzot justru baru  aku pahami dan rasakan usai lulus madrasah– hingga sekarang.

Aku senang bisa membagikan Mahfudzot yang pernah ku pelajari di sini. Ini juga merupakan sebuah bentuk penghargaan terhadap ustadz-ustadzah yang telah mengajarkannya dahulu. Semoga pengabdian mereka untuk pendidikan dan ilmu yang senantiasa tercurah senantiasa tertanam di hati murid-muridnya, dan memudahkan jalan mereka ke Jannatul Firdaus. Amin-kan yaaa…

Mahfudzot yang umumnya hanya diketahui kalangan santri dan mereka yang menempuh pendidikan madrasah, aku pikir bisa diketahui juga oleh mereka yang tidak menempuh jalan pendidikan keduanya.

Mahfudzot di bawah ini adalah semua yang diajarkan asaatidzku.

“Siapa yang bersungguh-sungguh, maka dia akan dapat.”

“Barang siapa bersabar akan beruntung.”

“Barang siapa menanam akan memanen.”

“Barang siapa mengetahui jauhnya perjalanan, maka akan bersiap-siap.”

“Akar dari dosa adalah kebohongan.”

“Kecintaan seorang teman akan tampak dalam waktu kesulitan.”

“Barangsiapa yang mencari teman tanpa aib/cela, maka dia akan tetap tidak mempunyai teman.”

“Barangsiapa yang sedikit kejujurannya, maka sedikit pula temannya.”

“Berfikirlah sebelum melakukan sesuatu.”

“Keselamatan seseorang itu dalam menjaga lidah/ucapannya.”

“Barangsiapa yang banyak kebaikannya, maka banyak pula temannya.”

“Obatilah marah dengan diam.”

“Pengaturan pekerjaan itu menabung sebagian waktu.”

“Akal yang sehat terdapat pada jiwa yang sehat.”

“Coba dan perhatikan, niscaya kamu akan menjadi orang yang tahu.”

“Jika benar kemauannya maka jelaslah jalannya.”

“Katakanlah kebenaran walaupun itu pahit.”

“Lihatlah apa yang dikatakan dan jangan lihat siapa yang mengatakan.”

“Dan tidak ada kenikmatan kecuali setelag kepayahan.”

“Pergaulilah orang yang punya kejujuran dan menepati janji.”

“Kesabaran itu menolong setiap pekerjaan.”

“Tuntutlah ilmu dari buaian hingga liang lahat.”

“Telur hari ini lebih baik dari ayam besok.”

“Waktu itu lebih mahal daripada emas.”

 “Sebaik-baiknya teman disetiap waktu adalah buku.”

“Sebaik-baiknya teman adalah yang menunjukkanmu kepada kebaikan.”

“Seandainya tidak ada ilmu, manusia seperti hewan.”

“Ilmu diwaktu kecil, laksana melukis di atas batu.”

“Berjalanlah diwaktu kecil dan amalkanlah diwaktu besar.”

“Ilmu tanpa amal bagaikan pohon tak berbuah.”

Pengakuan — Syair Abu Nuwas

Wahai Tuhanku ! Aku bukanlah ahli surga

tapi aku tidak kuat dalam neraka

maka terimalah taubatku dan ampunilah aku

sesungguhnya Engkau Maha Pengampun Dosa Besar

dosaku bagai bilangan pasir

maka terimalah taubatku, wahai Tuhanku Yang Memiliki Keangungan

umurku berkurang setiap hari

sedangkan dosaku selalu bertambah, bangaimana aku menanggungnya ?

wahai Tuhanku ! hambamu yang durhaka telah datang kepadaMu

dengan mengakui segala dosa dan telah memohon kepadaMu

maka jika Engkau mengampuni, Engkaulah Pemilik Ampunan

tetapi jika Engkau menolak, kepada siapa lagi aku mengharap selain kepada Engkau ?

Anjuran untuk Belajar (1)

Orang berilmu itu besar meski masih muda

dan orang bodoh itu kecil walaupun sudah berumur

belajarlah karena tidak seorang pun dilahirkan dalam keadaan berilmu

dan tidaklah sama orang yang berilmu dengan orang bodoh

sesungguhnya tokoh besar yang tidak berilmu

nampak kecil bila berada dalam suatu majlis pertemuan

Adab dalam Majlis (2)

Jika kau duduk bersama orang yang berilmu,

duduklah dengan sempurna penuh adab sopan santun

dengarkanlah pembicaraan mereka jika mereka bicara,

dan buatlah pembicaraanmu menjadi pembicaraan yang beradab jika engkau berbicara

Keutamaan Adab

Janganlah engkau melihat seseorang hanya dari pakaiannya

jika engkau ingin melihat seseorang lihatlah bagaimana adabnya

kebaikan yang ada pada seseorang merupakan kemuliaan bagi dirinya

jika ia belum menerapkan dalam tingkah laku dan akhlaknya

maka lihatlah orang yang di atas mu dalam hal adab

jangan melihat dalam hal hartanya (lihatlah selain hartanya)

Perkataan Imam Syafi’i ra.

Aku pernah mengadukan kepada Waki’ tentang jeleknya hafalanku

lalu beliau menunjukiku untuk meninggalkan maksiat

beliau memberitahukan padaku bahwa  ilmu adalah cahaya

dan cahaya Allah tidaklah mungkin diberikan pada ahli maksiat

Anjuran untuk Belajar (2)

Barangsiapa tidak merasakan pahitnya menuntut ilmu sekejap pun

niscaya dia meneguk hinanya kebodohan sepanjang hidupnya

barangsiapa yang ketinggalan belajar di masa mudanya

maka ucapkanlah kepadanya takbir empat kali karena kematiannya

demi Allah kehidupan seorang pemuda  hanya  dengan ilmu dan taqwa

jika tidak ada keduanya maka tunggulah kehancuran di dalamnya

Hak untuk Kedua Orangtua

Sesungguhnya ada hak untuk kedua orangtua

dan hak mereka itu setelah haknya Allah dalam hal penghormatannya

mereka berdua telah menjadikan kita menjadi ada dan mengasuh kita di waktu kecil

maka berikanlah hak itu kepada mereka dengan menghormatinya secara maksimal

Rendah Hati (1)

Rendah hatilah jika kau mendapatkan ketinggian derajat di hadapan manusia

karena sesungguhnya ketinggian derajat seseorang itu ada pada orang yang rendah hati

rendah hatilah jika kau memiliki kemampuan dan kekuatan yang besar

karena sesungguhnya kerendahan diri seseorang itu karena sifat akalnya yang tidak rendah hati

Rendah Hati (2)

Rendah hatilah sebagaimana bintang yang tampak

di bayangan air yang rendah tetapi sebenarnya bintang itu tinggi

jangan seperti asap yang kelihatan dirinya tinggi

di lapisan udara tetapi sebenarnya ia rendah

Jujur

Wajib atas engkau untuk jujur dalam setiap hal

janganlah kau berbohong karena aib yang terjelek yang ada pada dirimu adalah bohong

tidaklah seseorang itu berbohong kecuali karena dia tercela

atau memang kebiasaan buruknya atau faqir adab

Nasihat

Berjalanlah wahai anakku di atas jalan yang mulia

jadikanlah kemuliaan itu sebagai kebiasaanmu

apabila engkau dalam keluasan rizki maka jadikanlah

rizki itu untuk memperbanyak shadaqah

Dengan Jerih Payah, Engkau Akan Memperoleh Apa-Apa yang Engkau Impikan

Apa yang engkau dapatkan tergantung dari apa yang engkau usahakan

barangsiapa ingin mencari ketinggian derajat hendaklah ia bangun malam

barangsiapa mencari ketinggian derajat tanpa berusaha

maka sebenarnya ia telah kehilangan umurnya karena mencari hal yang mustahil

Pandu/ Pramuka

Aku adalah pemuda sebagai pandu yang berkewajiban memberikan pertolongan

aku berusaha dengan sekuat tenagaku untuk mengabdi kepada orang lain

aku membantu semua orang tanpa menunggu balasan atau upah

karena mengabdi kepada bangsa adalah kewajiban manusia

Petikan

Jika engkau belum menanam lalu engkau telah melihat ada orang yang memanen tanamannya

maka menyesallah engkau atas sifatmu yang meremehkan ketika masa tanam

jika engkau dalam kesenangan maka berhati-hatilah dan arahkanlah kesenangan itu karena

sesungguhnya maksiat itu membinasakan kenikmatan

 

One thought on “Mahfudzot — Samudra Kata Mutiara (Part 1)

Leave a comment