Desa adalah tempat yang nyaman. Setiap sudut desa selalu menyimpan ragam kisah yang menarik untuk diceritakan. Aku tidak pernah malu mengakui diri sendiri sebagai bagian dari masyarakat desa. Aku pernah pergi meninggalkannya, tapi akhirnya aku kembali dan ingin berbuat lebih banyak lagi untuk desa.









Tari Topeng Pengusir Hama, bagian dari ritual adat wiwitan. Kesenian ini menyimbolkan sosok raksasa yang tengah mengusir hama agar padi-padian tidak rusak, sehingga masyarakat desa bisa memanennya dan mendapatkan hasil yang melimpah.



masya Alloh…sayapun 8 tahun sekolah di desa mbak π
LikeLiked by 1 person
Wah pasti banyak cerita menarik selama sekolah di desa ya kak.
LikeLike
π
LikeLiked by 1 person
Sejuk udara desa, kekeluargaan yang sangat kental dan rumah Nenek adalah yang paling kurindukan tentang Desa.
Nice post Frida π§‘
LikeLike
Sebelum Nusantara mengenal desa, terlebih dahulu ada konsep βAlasβ π
LikeLiked by 1 person
Yap betul π Saya jadi inget sejarah desa saya juga begitu dulunya. Alas terlebih dahulu.
LikeLiked by 1 person
Desanya Rahma ada di kaki gunung?
LikeLiked by 1 person
Δ°ya kak
LikeLiked by 1 person
Keren π
LikeLiked by 1 person
Waaa yang merah-merah itu di tempatku namanya biji saga. Suka dipake buat peluru perang-perangan π . Ternyata di sana juga ada.
Udah lama banget gak lihat jathilan sama reog. Pingin. π
LikeLiked by 1 person
Wahaha ternyata beda nama doang ya.. Ada juga di sini, Teh. Tapi langka.
Heh, gak takut nonton jathilan/reog? Biasanya cewek takut nonton itu lho Teh π
LikeLiked by 1 person
Betul. Sekarang mulai langka.
Gak takut. Seru malah. Ya kalau penarinya ndadi, menjauh. ππ Di tempatku yang seni tari semacam jathilan/ reog yang ada unsur mistisnya namanya badud. Pakai kostum maung.
LikeLiked by 1 person
Haha.. badud? Kayak reog juga dandanannya? Atau seperti raksasa?
LikeLike
Kayak cosplay harimau. Kalau mulai ndadi, suka berlagak kayak maung. Mencakar-cakar tanah. π π Bayangin aja kayak di acara uji nyali yang pesertanya kerasukan. Gayanya suka kelojotan, meringis-ringis dan spt kucing galak. Pas ditanya, “Saha manΓ©h?” Trus dijawab, “Aing Ki Maung!” πππ
LikeLiked by 1 person
Oohhh i see.. pernah lihat di TV haha.. tapi itu lebih serem ya kak.. kayak kalo di sini, namanya gedruk. pake kostum buto (raksasa), pake topeng rambut gimbal, udah gitu pemainnya gede-gede.. ah serem haha
LikeLiked by 1 person
Banyak banget ya kesenian daerah berupa tari-tarian. Keren bisa melihat apalagi terlibat. Untuk sekarang ini lebih banyak anak-anak yang tertarik seni karena bapaknya seniman. Spt pemain kendang. Anaknya pasti jago juga. Semoga ke depannya seni daerah banyak tampil sehingga publik pada sayang. Di kampungku, Pak Golongannya juga bapak seni, dia pemain calung. ππ
LikeLike
Woww keren banget lah tu ππ dulu aku juga pernah main reog, tari-tarian, teater gitu kak.. tapi semenjak pakai jilbab, udah enggak lagi..hehehe.. cuma suka nonton sambil ambil fotonya aja skrg..
Amin berharap banget. Supaya kearifan lokal terus diperhatikan. πͺπ
LikeLiked by 1 person
desaku dulu berupa alas, karena di babad maka jadilah nama desa babadan
LikeLiked by 1 person
waah.. ππ nama desa/daerah dengan babadan memang ‘nggladrah’ ya pak.. hehe.. di sini juga ada. kelurahan saya dulu juga alas, namanya wonolipuro, tapi dikemudian hari namanya berubah jadi gilangharjo..
LikeLike
iya, banyak kutemukan nama yang sama di beberapa tempat. bahkan di kecamatanku ada dua, satu statusnya desa, kalau di kampungku statusnya dusun
LikeLike
aku juga dari desa Frid
LikeLiked by 1 person